SUARAADIL.COM, BAUBAU – BPJS Kesehatan Cabang Baubau melaksanakan kegiatan BPJS Goes to Campus di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) IST Buton pada Rabu (03/09) dalam bentuk pemberian mata kuliah umum. Kegiatan ini diikuti 100 mahasiswa dari semester 1, 3, dan 5 dengan jurusan keperawatan, Kesehatan masyarakat dan kebidanan. Kegiatan ini dipandang penting untuk upaya memperluas pemahaman dan kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Baubau, Diah Eka Rini, menyampaikan alasan dihadirkannya kegiatan ini. “Mengapa program ini sengaja dihadirkan dalam kegiatan BPJS Goes to Campus, karena Program JKN akan menjadi salah satu kurikulum di perguruan tinggi. Nantinya akan ada program khusus mengenai BPJS Kesehatan yang diajarkan melalui salah satu mata kuliah,” ungkapnya.
Dalam pemaparan materinya Diah menyampaikan bahwa pentingnya mahasiswa memahami peran BPJS Kesehatan dalam sistem jaminan sosial. “BPJS Kesehatan mengelola upaya kesehatan perorangan. Artinya, hanya orang yang memiliki identitas sebagai peserta aktif BPJS Kesehatan yang berhak mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan. Perlu dipahami bahwa yang diberikan oleh BPJS Kesehatan adalah jaminannya, bukan pelayanannya. Pelayanan kesehatan tetap diberikan oleh fasilitas kesehatan yang bekerja sama,” jelas Diah.
Diah juga menjelaskan mengapa setiap warga Indonesia harus menjadi peserta JKN. Pertama, sebagai bentuk kepatuhan terhadap undang-undang yang mewajibkan kepesertaan. Kedua, karena peserta akan mendapat bantuan ketika sakit, khususnya jika menderita penyakit dengan biaya pengobatan mahal. Ketiga, JKN memberikan perlindungan dari risiko sakit yang datang secara tidak pasti, sehingga masyarakat merasa lebih tenang.
“Prinsip program JKN adalah prinsip gotong royong yaitu sharing, dimana yang muda membantu yang tua, yang sehat membantu yang sakit, yang mampu membantu yang tidak mampu,” sambungnya.
Diah juga memperkenalkan program REHAB dari BPJS Kesehatan yang memberikan keringanan bagi Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU)/mandiri yang memiliki tunggakan iuran JKN. “Bagaimana kalau iuran menunggak, yang pertama kita ada program yang Namanya REHAB yang merupakan kependekan dari Rencana Pembayaran Iuran Bertahap, jadi kita bisa menyicil, jadi untuk syarat tunggakannya harus diatas 4 sampai 12 bulan maka kita bisa melakukan cicilan iuran yang tertunggak dengan melalui program REHAB,” pungkas Diah.
Pihak kampus pun menyambut baik kegiatan ini. Kepala LPPKA (Lembaga Pusat Pengembangan Karir dan Alumni), Ahmad Noor menyampaikan apresiasi kepada BPJS Kesehatan.
“Penghargaan yang setinggi-tingginya kami berikan kepada BPJS Kesehatan karena melaksanakan kegiatan ini di kampus kami. Sebagai perguruan tinggi kesehatan, kami mendukung penuh pelaksanaan program ini karena dari aspek sosial dapat berdampak sangat baik kepada masyarakat,” kata Ahmad.
Kehadiran mahasiswa lintas semester juga diharapkan dapat memperluas pemahaman mahasiswa sejak awal masa perkuliahan. Para peserta juga diajak untuk mendengarkan secara cermat materi yang disampaikan, mulai dari manfaat kepesertaan, alur pelayanan, hingga penggunaan aplikasi Mobile JKN sebagai inovasi digital layanan kesehatan.
”Pesan-pesan untuk mahasiswa diharapkan apa yang diterima dalam kegiatan ini semoga semua bisa mendengar secara cermat karena kegiatan ini merupakan program yang sangat penting dan pengetahuan tentang BPJS Kesehatan sangat bermanfaat buat kalian karena ini merupakan salah satu program utama pemerintah dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat,” tambahnya.
Kegiatan ini berlangsung interaktif, terutama dalam sesi tanya jawab. Mahasiswa tampak sangat antusias dengan melontarkan beragam pertanyaan kritis, mulai dari pembiayaan alat bantu kesehatan, mekanisme iuran ketika menunggak, permasalahan BPJS Kesehatan di masyarakat, hingga bagaimana pemerintah memastikan pembiayaan jangka panjang Program JKN tanpa membebani fiskal negara.
Editor : Mulyadi