BPJS Kesehatan Baubau Goes To Campus Ini Harapannya

0
829

SUARAADIL.COM, BAUBAU , Jamkesnes – Dalam upaya memperkuat pemahaman generasi muda mengenai pentingnya perlindungan jaminan kesehatan, BPJS Kesehatan Cabang Baubau menggelar kegiatan bertajuk BPJS Mendengar “Goes to Campus” pada Jumat (13/06). Kegiatan ini dikemas dalam bentuk dialog publik interaktif yang diikuti oleh puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas, khususnya dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Buton.

Kepala BPJS Kesehatan Cabang Baubau, Diah Eka Rini, dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi edukasi publik BPJS Kesehatan dalam memperluas literasi masyarakat, khususnya kelompok usia muda, terhadap Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Kami menyadari bahwa mahasiswa merupakan kelompok strategis dalam menyebarkan informasi. Mereka bukan hanya calon pemimpin masa depan, tapi juga agen perubahan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, kami merasa penting untuk hadir di kampus dan menyampaikan secara langsung informasi mengenai manfaat, alur layanan, hak serta kewajiban sebagai peserta JKN,” ujar Diah di hadapan para peserta dialog kegiatan yang juga disiarkan secara langsung melalui kanal youtube RRI Baubau ini.

Lebih lanjut, Diah memaparkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir BPJS Kesehatan telah melakukan transformasi besar-besaran, terutama dalam hal pelayanan kepada peserta. Salah satunya adalah dengan menyediakan beragam kanal digital yang memudahkan akses informasi dan administrasi tanpa perlu datang ke kantor cabang.

“Peserta kini bisa mengakses layanan melalui Aplikasi Mobile JKN yang sudah terintegrasi dengan berbagai kebutuhan administrasi, mulai dari pendaftaran, perubahan data, hingga konsultasi daring. Selain itu, kami juga memiliki layanan PANDAWA (Pelayanan Administrasi Melalui WhatsApp) yang bisa diakses hanya lewat ponsel,” terang Diah.

Ia menekankan bahwa inovasi-inovasi digital tersebut merupakan bagian dari upaya BPJS Kesehatan dalam melakukan transformasi mutu layanan, dengan fokus utama pada kemudahan, kecepatan, dan kesetaraan akses layanan bagi seluruh peserta JKN.

“Transformasi mutu layanan adalah komitmen kami. Kami ingin memastikan bahwa setiap peserta, tanpa terkecuali, mendapatkan layanan yang adil, cepat, dan tidak diskriminatif, baik di fasilitas kesehatan maupun dalam proses administrasi. Dengan semakin banyaknya kanal layanan non-tatap muka, peserta punya lebih banyak pilihan untuk mendapatkan informasi dan layanan yang mereka butuhkan,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Diah juga memberikan edukasi mengenai konsep gotong royong yang menjadi dasar dari sistem JKN. Ia menjelaskan bahwa dalam sistem ini, peserta yang sehat secara tidak langsung membantu membiayai pengobatan peserta yang sedang sakit, sehingga penting bagi setiap orang untuk berpartisipasi aktif dalam membayar iuran secara rutin.

“Sebagai contoh, untuk satu tindakan operasi caesar, dibutuhkan kontribusi dari sekitar 300 peserta JKN yang sehat. Bisa dibayangkan apabila sebagian besar peserta tidak membayar iuran, maka sistem ini bisa terganggu. Oleh karena itu, kami mengajak para mahasiswa untuk menjadi duta informasi, agar kesadaran akan pentingnya jaminan kesehatan ini semakin meluas di masyarakat,” imbuhnya.

Sesi dialog berlangsung interaktif, BPJS Kesehatan lebih banyak mendengar pendapat dari mahasiswa utamanya terkait pengalaman yang pernah dialami hingga harapan kedepan terkait program JKN. Dalam kegiatan tersebut juga banyak mahasiswa yang mengajukan pertanyaan seputar keanggotaan, alur rujukan, hingga bagaimana prosedur pengajuan komplain jika mengalami kendala dalam pelayanan di fasilitas kesehatan.

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Buton, Muhammad Rizal Ardiansah Putra, turut memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menilai bahwa mahasiswa, terutama di bidang komunikasi, perlu memiliki pengetahuan yang memadai tentang kebijakan publik, termasuk sistem jaminan kesehatan nasional.

“Kegiatan ini sangat penting, apalagi mahasiswa adalah kelompok yang masih produktif namun juga rentan terhadap risiko kesehatan. Pengetahuan tentang bagaimana program JKN bekerja dan bagaimana kita dapat memanfaatkannya dengan optimal menjadi bekal penting. Selain itu, mahasiswa bisa menjadi penyambung informasi yang efektif kepada masyarakat luas,” kata Rizal.

Ia juga menambahkan bahwa pemahaman mengenai peran BPJS Kesehatan dalam sistem kesehatan nasional adalah bagian dari literasi publik yang perlu dimiliki oleh seluruh lapisan masyarakat, bukan hanya peserta JKN.

“Pengetahuan ini bukan hanya relevan saat kita sakit, tetapi juga penting sebagai bagian dari kesadaran sosial kita untuk ikut menjaga keberlangsungan sistem jaminan kesehatan yang berbasis gotong royong ini,” tambahnya.

Editor : Mulyadi

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini